Kamis, 18 Desember 2008

SEJARAH DESA SIWALAN












Drs.H.Abd.Roziq Yusuf KEPALA DESA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 ASAL USUL DESA SIWALAN

Menurut sumber terpercaya yaitu para sesepuh Desa, asal usul Desa Siwalan tidak lepas dari Sejarah Desa Tegal Sari di mana peran K. HASAN BESYARI cukup tinggi.

Konon ceritanya K.HASAN BESYARI punya abdi yang bernama MUHAMMAD ALI ( yang terkenal dengan sebutan mbah MAD ALI ). Pada suatu ketika mbah MAD ALI pernah dimarahi oleh mbah K.HASAN BESYARI karena dalam memelihara kuda tidak pecus alias kudanya mbah K. HASAN BESYARI lapar kurus. Menurut sebuah cerita, K.HASAN BESAYARI marah besar karena oleh mbah MAD ALI kudanya dikasih makan pepaya, akhinya mbah MAD ALI pergi tanpa pamit (minggat, jawa) dari Tegal sari ke arah timur dan berhenti di suatu tempat (hutan) yang di situ banyak sekali tumbuh pohon siwalan (kira-kira sekarang lingkungan pasar Pon Siwalan).

Putra K. HASAN BESYARI yang bernama K. NIDO BESYARI (sekarang di makamkan di barat Masjid Siwalan) merasa rindu / pingin mencari abdi Bapaknya yaitu mbah MAD ALI. Pada suatu hari K.NIDO BESYARI berangkat mencari mbah MAD ALI dan bertemu di hutan Siwalan kemudian berkumpul babat hutan bersama-sama dan akhirnya membuat rumah (rumah mbah MAD ALI sekarang kira-kira di rumah Bpk. Sunaryo dan K. NIDO BESYARI di timur rumahnya Bpk. Moh Duri)

Kemudian K.NIDO BESYARI menikah dan punya anak yang bernama PALANG JOYODIRJO dan membuat masjid pertama (sekarang di Sulamul Huda) sesuai perkembangan zaman masjid pertama tersebut dipakai untuk rumah mbah PALANG JOYODIRJO dan akhirnya masjid digeser ke barat (saat ini Masjid NIDA’UL BASYARI) yang dibangun oleh mbah PALANG JOYODIRJO.

Adapun nama Siwalan prtama kali dipakai pada waktu K. NIDO BESYARI kawin. Saat ini diumumkanlah oleh beliau bahwa daerah ini diberi nama Siwalan yang diambil dari banyaknya pohon Siwalan pada waktu K. NIDO BESARI kawin. Saat ini diumumkanlah oleh beliau bahwa daerah ini diberi nama SIWALAN yang diambil dari banyaknya pohon Siwalan pada waktu babat hutan di tempat ini. Bersamaan dengan ini pula diumumkan penanaman pohon mangga (penghijauan) jenis pelem poh.

1.2 NAMA- NAMA KEPALA DESA

Sejak diumumkannya nama Desa Siwalan oleh K. NIDO BESARI sampai sekarang telah mengalami pergantian Kepala Desa antara lain berturut–turut dari awal sebagai berikut :

NO

NAMA

MASA JABATAN

KET

1

2

3

4

5

6

7

8

9

PALANG DJODJODIRJO

DJODJO DIPURO

PARTO DJODJO

PRAWIRO DJODJO

IRSAN MARTODIHARDJO

SUTRISNO

SAHAL

SUTRISNO

MOH. IMRON ZUBAIDI

-

-

-

-

- 1968

1968 - 1979

1980 - 1990

1990 - 1998

1998 - 2006

1.3 SEJARAH PEMBANGUNAN DESA

Pembangunan Desa Siwalan pada masa lalu mengandalkan pembangunan yang bersumber dari partisipasi masyarakat berupa tenaga dan kebutuhan-kebutuhan yang lain. Pembangunan dilakukan gotong royong, semua pekerjaan dipikul secara bersama-sama seluruh masyarakat Desa.

Salah satu partisipasi masyarakat adalah tanah dan pembangunan Balai Desa Siwalan. Contoh lainnya adalah pembangunan Masjid, Mushola dan Jalan serta Pagarisasi semuanya mengandalkan gotong royong.

Boleh dibilang sebenarnya masyarakat Desa Siwalan itu adalah masyarakat yang dinamis, guyup rukun, mudah diatur dan punya toleran yang tinggi asalkan para pemimpinnya jujur, bersih dan terbuka serta punya komitmen terhadap Desa dan masyarakat.

1.4 PEMBANGUNAN DESA SAAT INI

Sifat Pembangunan Desa Siwalan saat ini masih mengandalkan gotong royong walaupun sebenarnya sudah mulai terkikis nilai-nilai kegotong-royongan masyarakat seiring dengan perkembangan zaman.

Kwantitas Pembangunan Desa Siwalan boleh dibilang termasuk tertinggal dari pada Desa-desa yang lain hal ini biasa dilihat dari jalan protokol yang masih jalan tanah, jalan poros belum diaspal dan masih banyak jalan jalan yang belum dimakadam (tanah) serta saluran irigasi yang boleh dibilang 99% belum diplengseng dan masih banyak contoh konkrit lainnya.

Desa Siwalan pernah mendapat Program PPK fase pertama (2003 – 2005) dalam program tersebut Desa Siwalan hanya mendapat 1 (satu) program prioritas yaitu makadam jalan sepanjang 843,5 meter pada tahun 2003.

Alokasi Dana Desa (ADD) yang semakin tahun semakin meningkat namun belum dapat memenuhi harapan dan kebutuhan pembangunan masyarakat Desa Siwalan hal ini dapat dibuktikan dengan adanya pembangunan yang sudah dilaksanakan dan harapan masyarakat 5 (lima) tahun kedepan yang cukup banyak sekali harapan-harapan dari aspirasi masyarakat Siwalan.

Dengan adanya RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa) yang didasari dengan PDPP (Program Dasar Pembangunan Partisipatif) masyarakat Desa Siwalan mempunyai harapan yang sangat besar hal ini dapat dibuktikan dari hasil diskusi jarring aspirasi masyarakat yang dilakukan di 9 kelompok yasinan dan 1 kelompok pemuda (Karang Taruna) serta beberapa diskusi non formal dengan tokoh-tokoh masyarakat Siwalan.

Oleh sebab itu mudah-mudahan RPJMD ini betul-betul menjadi batu loncatan, tonggak sejarah bangkitnya semangat pembangunan Desa Siwalan baik yang berupa fisik, non fisik, Pembangunan Sumber Daya Manusia, Pembangunan Sarana Prasarana Ekonomi.

1.5 KONDISI GEOGRAFIS

Desa Siwalan termasuk Desa yang setrategis, karena terletak di jantung kota Kecamatan Mlarak tepatnya sebelah timut Kantor Camat Mlarak.

Desa Siwalan dibatasi oleh :

Sebelah Utara : Desa Mlarak, Serangan dan Nglumpang

Sebelah Selatan : Desa Ngrukem

Sebelah Barat : Desa Joresan

Sebelah Timur : Desa Ngrukem, Totokan dan Tugu

Luas Desa Siwalan 190.674 Ha terdiri dari :

1. Tanah Sawah : 81,389 Ha

2. Tanah Ladang : 60,101 Ha

3. Tanah Pekarangan : 49,184 Ha

Kondisi Iklim Desa Siwalan adalah sebagai berikut :

Curah Hujan : 300 Mm

Jumlah Bulan Hujan : 5 bulan

Suhu rata-rata harian : 30 o C

Tinggi Tempat : 125 mdl

Bentang Wilayah : Datar dan sedikit berbulat

1.6 KONDISI SOSIAL BUDAYA

a. Sosial

Kondisi masyarakat Siwalan bisa dikatakan masyarakat yan Agamis dan dinamis hal ini dapat dilihat dari banyaknya kelompok-kelompok Yasinan dan Tahli Kelompok Siwalan, Arisan, adanya kelompok Sinoman Organisasi Pemuda, Olahraga dan Kelompok Tani serata Rukun Tetangga (RT) yang kuat dan mandiri.

Adapun jumlah Organisasi tersebut antara lain :

1. Jama’ah Yasinan dan Tahlil : 10 kelompok

2. Jama’ah Sima’an Al-Qur’an : 2 kelompok

3. Arisan dan Simpan Pinjam : 18 kelompok

4. Organisasi Pemuda : 3 kelompok

5. Organisasi Olahraga : 5 kelompok

6. Kelompok Tani : 3 kelompok

7. RT (Rukun Tetangga) : 19 kelompok

8. Sinoman : 8 kelompok

Masyarakat Siwalan juga bisa dikatakan masyarakat Agraris, karena mayoritas penduduknya petani, hampir bisa dikatakan seluruhnya petani, walaupun stabilitasnya mayoritas buruh tani.

Kondisi petani, buruh tani masyarakat Siwalan termasuk petani yang nekat punya etos kerja yang tinggi, mengapa demikian ? sebab saluran irgasi petani (Dam) ada 2 (dua) tempat, kondisinya parah, lagi pula kalau tidak musim penghujan tidak ada air yang mengalir namun demikian para petani tetap nekat menanam dengan mengupayakan terwujudnya sumur-sumur bor dengan tenaga diesel.

b. Budaya

Masyarakat Siwalan masih mengutamakan nilai-nilai persatuan dan gotong royong, nilai-nilai tersebut masih menjiwai masyarakat Siwalan dalam kegiatan sosial, keagamaan dan kegiatan seni budaya.

Seni Budaya masyarakat Siwalan masa lalu antara lain REOG, ketoprak, Samroh, Hadroh, Terbangan (Sholawat Maulid Nabi), Seni Kerawitan dan Qosidah modern.

Saat ini Seni Budaya yangmasih eksis antara lain :

1. Musik Kontemporer

2. Seni Reog Ponorogo

Dalam bidang Olahraga Desa Siwalan mempunyai beberapa kehiatan keolahragaan antara lain :

1. Sepak Bola

2. Volley Ball

3. Badminton

4. Senam

BAB II

KEDUDUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN RPJMD

2.1 KEDUDUKAN RPJMD

Program Dasar Pembangunan Parsipatif (PDPP) adalah program yang mendasari dan sekaligus memberi kerangka bagi berbagai upaya pembangunan Desa dalam memobilisasi Sumber Daya sesuai dengan semangat Otonomi Daerah. PDPP memberikan pendekatan yang sistematis dan terarah menuju pencapaian kinerja Desa yang berkelanjutan, serta menggunakan pendekatan perencanaan partisipatif, bertitik tolak dari aspirasi kebutuhan dan kemampuan masyarakat setempat. PDPP berorientasi kepada peningkatan kualitas hidup dan pengembangan ekonomi lokal.

Sedangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMD) merupakan lahan kegiatan perencanaan melalui kelibatan masyarakat untuk menggali kebutuhan, permasyalahan, hingga menentukan skala prioritas dan menyusun rencana di Desa.

Perencanaan Pembangunan Partisipatif yang paling besar adalah dengan dilakukannya identifikasi dan perumusan kebutuhan ditingkat Desa. Hasilnya dirumuskan dalam satu dokumen yang dinamakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMD), yang merupakan rencana strategi (RENSTRA) bagi Desa, karena di dalamnyamemuat isu pembangunan yang diganti dari permasalahan Desa (diantaranya, kemiskinan, pendidikan dan pengangguran) selanjutnya dirumuskan secara partisipatif dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat Desa sebagai pelaku dan penerima hasil pembangunan (Stakeholders).

RPJMD akan menjadi dokumen perencanaan Pembangunan Desa jangka waktu 5 tahun, sehingga dengan demikian segala pembangunan yang akn dilaksanakan harus mengacu pada dokumen ini.

2.2 MEKANISME PENYUSUNAN RPJMD

Kegiatan pertama kali dilakukan dalam penyusunan RPJMD itu adalah penentuan kader secara ideal proses ini harus melalui rembuk warga untuk menentukan kader yang akan dilatih.

Tahap ini telah dilaksanakan pada tanggal, 2006 dirumah Kepala Desa Siwalan dan secara aklamasi telah memilih 4 kader yaitu Drs. Abd. Roziq Yusuf, Budi Santoso, Harsono, dan Anas Chumaidi (yang karena suatu kesibukan Anas Chumaidi diganti dengan Arif Darul Faroqi).

Tahap kedua Pelatihan kader RPJMD. Pelatihan ini diselenggarakan selam 3 (tiga) hari oleh Bapeda Ponorogo, sedang yang memfasilitasi pelatihan ini adalah unsure.

Tahap ketiga, pengumpulan data Base Desa. Dengan data tersebut dipetakan kerawanan yang ada di Desa, yakni kerawanan kesejahteraan / kemiskinan, pendidikan dan pengangguran. Pada tahap ini juga dilakukan identifikasi stakehorders / pelaku pembangunan Desa dan dimohon memberi masukan tentang permasalahan pembangunan Desa. Pada tahap ini pula dilakukan jarring aspirasi masyarakat secara menyeluruh dan merata melalui kelompok-kelompok jama’ah yasinan dan tahlil serta organisasi pemuda. Dari sosialisasi dan jarring aspirasi tersebut muncul harapan-harapan 5 tahun kedepan dan usulan-usulan kebutuhan masyarakat untuk jangka 5 tahun kedepan.

Tahap keempat. Perumusan hasil jarring aspirasi masyarakat dan rembuk warga. Kegiatan ini dilakukan oleh kader Desa, kemudian hasil rumusan ini akan diuju publikkan ke masyarakat yang akhirnya nanti akan menjadi dokumen RPJMD yang memuat rencana Pembangunan Desa selama 5 (lima) tahun.

Setelah RPJMD tersusun, kegiatan berikutnya aalah penyusunan RAPBDES, kemudian Implementasi Program. Adapun evaluasi program dilaksanakan setiap tahun.

BAB III

PETA DESA

3.1 PETA DESA

DesaSiwalan dengan perbatasan :

Sebelah Utara : Desa Mlarak dan Nglumpang

Sebelah Selatan : Desa Ngrukem

Sebelah Barat : Desa Joresan

Sebelah Timur : Desa Ngrukem, Tugu dan Totokan

Desa Siwalan termasuk Desa / daerah datar dengan ketinggian dari permukaan laut.

Luas Desa Siwalan adalah 190,674 Ha dengan pembagian antara lain :

Lahan Sawah : 81,389 Ha

Lahan Pekarangan / kering : 60,101 Ha

Lahan Pemukiman : 49,184 Ha

Jumlah Penduduk : 2,583 jiwa

Laki-laki : 1331 jiwa

Perempuan : 1,252 jiwa

Jumlah kurang mampu : 1,746 jiwa

Jumlah KK : 663

Jumlah KK kurang mampu : 505

3.2 PETA KERAWANAN KEMISKINAN

Desa Siwalan terdiri dari 3 (tiga) Dusun yaitu Dusun Siwalan I, Dusun Siwalan II dan Dusun Siwalan III yang terbagi menjadi 19 RT yaitu Dusun Siwalan I ada 7 RT, Dusun Siwalan II ada 5 RT dan Dusun Siwalan III terbagi dalam 7 RT.

Tingkat kerawanan kemiskinan Desa Siwalan adalah sebagai berikut : Dusun Siwalan I dengan jumlah penduduk 898 jiwa jumlah Kepala Keluarga (KK) 219 dengan titik rawan kemiskinan 73,5 %. Dusun Siwalan II dengan jumlah penduduk 799 jiwa jumlah Kepala Keluarga (KK) 182 dengan titik rawan 76,3 %. Dusun Siwalan III dengan jumlah penduduk 886 jiwa, jumlah Kepala Keluarga (KK) 262 dengan titik rawan kemiskinan 78,2 %.

Untuk menentukan kerawanan kemiskinan perdusun adalah mencari selisih tertinggi, kemudian dibagi 3(tiga), hasil. Pembagian tersebut menjadi interval prosentase kerawanan.

Keterangan lebih rinci sebagaimana table berikut :

MATRIK DATA KERAWANAN KEMISKINAN

NO

DUSUN

JUMLAH

JML

KK

JML GAKIN

PERSEN %

KATEGORI

LK

PR

JML

1

Siwalan I

441

457

898

219

161

73,5

Rawan

2

Siwalan II

450

349

799

182

139

76,3

Rawan

3

Siwalan III

440

446

886

262

205

78,2

Rawan

Jumlah

1311

1252

2583

663

505

-

-

Keteranagan :

78,2 – 73,5 = 4,7 : 3 = 1,56

Kerawanan relative (X) dengan interval 1,56

X : 73,5 – 75,5 : Rawan

X : 75,16 – 76,72 : Rawan

X : 76,73 – 78,29 : Rawan

3.3 PETA KERAWANAN PENGANGGURAN

Pengangguran adalah masalah yang selama ini menjadi permasalahan nasional. Apalagi setelah Bangsa Indonesia dirundung krisis yang berkepanjangan . Desa Siwalan terdiri dari 3 (tiga) dusun yaitu Dusun Siwalan I ada 7 RT, Dusun Siwalan II ada 5 RT dan Dusun Siwalan III terbagi dalam 7 RT.

Tingkat kerawanan Pengangguran Desa Siwalan adalah sebagai berikut : Dusun Siwalan I mencapai 417 jiwa dari angkatan kerja 574 jiwa, Dusun Siwalan II mencapai 420 jiwa dari jumlah angkatan kerja 442 jiwa dan Dusun Siwalan III mencapai 560 jiwa dari jumlah angkatan kerja 615 jiwa.

Untuk menentukan kerawanan pengangguran perdusun adalah mencari selisih prosentase tertinggi, kemudian dibagi menjadi interval prosentase kerawanan.

Keterangan lebih rinci sebagaimana table berikut :

MATRIK DATA KERAWANAN PENGANGGURAN

NO

DUSUN

JUMLAH

Usia 19-55

Bekerja

Usia 19-55

Tdk Bekerja

PERSEN

%

KATEGORI

LK

PR

JML

1

Siwalan I

441

457

898

57

517

90,06

Rawan

2

Siwalan II

450

349

799

22

420

95,02

Rawan

3

Siwalan III

440

446

886

55

560

91.05

Rawan

Jumlah

1311

1252

2583

134

1497

-

-

Keteranagan :

95,02 – 90,06 = 4,96 : 3 = 1,65

Kerawanan relative (X) dengan interval 1,65

X : 90,06 – 91,71 : Rawan

X : 91,72 – 93,37 : Rawan

X : 93,38 – 95,02 : Rawan

3.4 PETA KERAWANAN PENDIDIKAN

Bidang Pendidikan merupakan factor dominant untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM). Alhamdulillah tingkat kerawanan pendidikan di Desa Siwalan saat ini relative rendah untuk anak umur 7 s/d 15 tahun hampir seluruhnya sekolah.

Untuk menentukan kerawanan penidikan dimasing-masing Dusun adalah dengan mencari selisih tertinggi kemudian dibagi 3 (tiga), hasil. Pembagian tersebut menjadi interval prosentase kerawanan pendidikan.

Keterangan lebih rinci sebagaimana table berikut :

MATRIK DATA KERAWANAN PENDIDIKAN

NO

DUSUN

JUMLAH

Usia 19-55

Bekerja

Usia 19-55

Tdk Bekerja

PERSEN

%

KATEGORI

LK

PR

JML

1

Siwalan I

441

457

898

105

0

Rawan

2

Siwalan II

450

349

799

132

1

0,7

Rawan

3

Siwalan III

440

446

886

126

2

1,5

Rawan

Jumlah

1311

1252

2583

363

3

-

-

Keteranagan :

1,5 – 0 = 1,5 : 3 = 0,5

Kerawanan relative (X) dengan interval 0,5

X : 0 – 0,5 : Rawan

X : 0,6 – 1,1 : Rawan

X : 1,2 – 1,7 : Rawan

1 komentar:

Sayyid Marwan, Trah KR Anom Besari via Jalur KR Nada Besari mengatakan...

Assalaamu 'alaikum.
Bapak Penulis Blog yang dimuliakan AlloH. Perkenalkan nama saya Eko Marwanto bin Sardiwan bin Samini binti Nawiarsa Djakawitana/Djakafitana bin Nada Besari/Naja Besari. Apakah benar nama lain Nido Besari adalah Nada Besari yang berarti eyang saya yang lahir dan hidup di abad 19 M di pulau Jawa????

Mohon penjelesannya dari Bapak Admin Blog atau para pembaca budiman bila mengetahui sejarah dan perjuangan eyang Nada Besari atau Naja Besari yang notabene seorang kiyai yang memiliki anak salah satunya bernama Nawiarsa Djakawitana atau Djakafitana yang makamnya berada di TPU Desa Karang Turi, Sumbang, Purbalingga Jawa Tengah.

Para s3dluru dan leluhur kami yang masih hidup dan masih keturunan Kiyai Nada Besari dan Eyang Arsanawi atau Eyang Arsakrama di desa tersebut. Mohon diinfokan juga di WA 0812 8979 6907 atau muhammad.muhammad.muhammad1@gmail.com. Terima kasih.